Ah... Wanita...
Hatinya begitu lembut...
Hatinya begitu rapuh...
Ah... Wanita...
Memang suka dimanja...
Memang suka diperlakukan berbeda...
Dihargai dan dihormati...
Diperlakukan layaknya seorang putri...
Ah... Wanita...
Wanita yang pernah begitu terluka
Hatinya tetap saja menjadi hati seorang wanita
Walaupun ia akan tetap waspada
Ah... Wanita...
Ia membuka hatinya hanya untuk dia
Dia yang datang pada orang tuanya
Karena...
Baginya semua laki-laki sama saja
Baginya semua laki-laki tidak berbeda
Hanya ia yang datang padanya dengan keyakinan yang nyata
Keyakinan untuk membuktikan kepada orang tuanya
Hanya ia yang membuktikan padanya
Bahwa ia satu-satunya lelaki yang berbeda
Lelaki yang akan selalu menjadikannya istimewa
Rabu, 28 November 2018
Wanita
Diposting oleh DamustikaDevi di 13.01Sabtu, 24 November 2018
Hikmah Perjalanan 25 November 2018
Diposting oleh DamustikaDevi di 23.49Hikmah yang terpikir dalam perjalanan Surabaya-Yogyakarta dan Yogyakarta-Surabaya.
Kau tahu mengapa rumah tidak dizakati?
Setelah dipikirkan.... Alloh SWT memang Maha Mengetahui. Tidak semua aset dalam bentuk rumah diperoleh dari aset pribadi. Bisa jadi seseorang mendapatkan rumah sebagai hadiah. Bayangan jika ia tidak punya harta yang cukup untuk membayar sekian % dari harga rumahnya sementara rumah tidak bisa dijual dengan mudah walaupun rumah itu misalkan memiliki nisab satu tahun. Beda dengan harta-harta yang masuk dalam harta yang wajib dizakati. Sebagai contoh yang paling mudah adalah emas, setelah satu tahun emas bisa dijual sebagian walaupun seseorang itu mendapatkannya sebagai hadiah.
Ah, entahlah tapi setiap ketetapan-Nya pasti mengandung hikmah.
Selain itu tiket yang termasuk "kepagian". Awalnya hanya ingin menyeletuk "mending kepagian dari pada kemalaman" kalau dipikirkan lagi ada makna lain dari kalimat itu. Lebih baik terlalu awal dari pada terlambat, kalau terlalu awal masih bisa menunggu hingga waktunya tiba namun kalau terlambat sudah terlewat hal penting yang bisa didapatkan sebelumnya. Seperti halnya penyesalan selalu berada di akhir dan seperti halnya penyesalan baru ada setelah sesuatu terjadi.
Hikmah lainnya apa?
Tentang titip oleh-oleh. Dulu orang tua pernah bilang (atau siapa ya, pokoknya ada aja), kalau ada yang lagi pergi-pergi nggak usah nitip oleh-oleh atau nitip sesuatu karena nanti bakal ngrepotin. Kadang kalau dipikir mungkin ngrepotinya masih sederhana tapi kalau direnungi bisa jadi panjang.
1. Mulai dari masalah waktu yang mungkin sulit diluangkan oleh orang yang dititipi. Bisa jadi agendanya padat atau waktu dia untuk hal yang diagendakan jadi berkurang buat nyariin barang titipan orang. Bisa juga karena masalah waktu ini bisa membahayakan jadwal transportasi dia kalau naik alat transportasi umum seperti kereta atau pesawat.
2. Lalu masalah kedua adalah nggak mungkin dia beli titipan orang tapi nggak membawa oleh-oleh buat yang lain padahal bisa jadi space dia sudah overload atau mungkin budget dia tidak mencukupi. Budaya ngoleh-olehi memang ada baiknya tapi kadang bisa jadi bumerang juga kan.
3. Masalah ketiga apa ya? Tentu masalah overload barang bawaan. Kalau titipannya kecil sih gampang bawanya, nah kalau agak besar? Bahkan ada temen yang pernah dititipin barang orang-orang sampai mengeluarkan biaya yang besar karena kelebihan bagasi. Belum lagi kesulitan membawa si barang yang begitu besar dan berat.
Yah... Seperti itulah... Intinya kalau orang mau ngoleh-olehin sih alhamdulillah, diterima dengan senang hati, tapi kalau bisa jangan nitip dibeliin sesuatu atau kalau mau nitip mending diajak ngobrol dulu dan dianalisis apakah kondisinya memungkinkan untuk beli barang titipan itu.
Sekian hikmah perjalanan kali ini. Alhamdulillah perjalanan Surabaya-Yogyakarta dan Yogyakarta-Surabaya kali ini penuh hikmah. Ada banyak sih hikmahnya tapi segini aja deh yang ditulisin.
~dalam perjalanan dengan kereta Ranggajati
Tambahan:
Dalam perjalanan Yogyakarta-Surabaya, seorang bapak yang duduk di samping saya dapat telepon mengaku BNI, beliau dijelaskan akan akan ada perubahan tarif yang berlaku mulai jam 24.00 dan jika tidak setuju bisa mengirim sms dengan format tersebut dimana 25112018 adalah tanggal hari ini. Penelpon dengan nada memaksa meminta si bapak mengirim sms ke no tertentu saat itu juga kalau tidak maka dianggap setuju. Setelah itu Bapak tersebut di sms seperti foto ini. Setelah saya cek di web, itu merupakan bentuk perintah tertentu BNI dimana setelah REQ VCN merupakan nominal rupiah, maka nominalnya 25.112.018 Hati-hati.... Salah satu penipuan yang mengatasnamakan BNI.
#penipuanbank #penipuan
Tambahan:
Dalam perjalanan Yogyakarta-Surabaya, seorang bapak yang duduk di samping saya dapat telepon mengaku BNI, beliau dijelaskan akan akan ada perubahan tarif yang berlaku mulai jam 24.00 dan jika tidak setuju bisa mengirim sms dengan format tersebut dimana 25112018 adalah tanggal hari ini. Penelpon dengan nada memaksa meminta si bapak mengirim sms ke no tertentu saat itu juga kalau tidak maka dianggap setuju. Setelah itu Bapak tersebut di sms seperti foto ini. Setelah saya cek di web, itu merupakan bentuk perintah tertentu BNI dimana setelah REQ VCN merupakan nominal rupiah, maka nominalnya 25.112.018 Hati-hati.... Salah satu penipuan yang mengatasnamakan BNI.
#penipuanbank #penipuan
Intermezzo
Diposting oleh DamustikaDevi di 15.02Karena mencarimu begitu berat...
Entah dimana, entah siapa.
Tapi...
Jika waktunya tepat, pasti akan mudah.
Insyaa Alloh.
Karena menunggumu pun tidak begitu mudah...
Entah kapan, entah siapa.
Tapi...
Seperti menaiki kereta yang sudah terjadwal pada waktunya yang akan berhenti dan melanjutkan perjalanan hingga stasiun terakhir yang benar-benar menjadi the final station baginya.
Seperti itulah perjalanan kita.
Perjalanan yang tak pernah kutahu akan berhenti dimana.
Kau tahu rasanya seperti apa?
Bahkan Nabi Adam pun merindukan Hawa dan apalah aku yang hanya seorang manusia biasa.
Subscribe to:
Postingan (Atom)