Sabtu, 07 April 2018

Laporan Arus Kas (Cashflow)

Devi Ayu Mustikoweni    
13/347648/EK/19419
Teori Akuntansi
Bab 13: Laporan Arus Kas

· Laporan Perubahan Posisi Keuangan/ Statement of Changes in Financial Position  (SCFP)
Pada 1971 SEC mewajibkan SCFP dengan mengeluarkan peraturan. Menanggapi hal tersebut, 1971, APB mewajibkan SCFP dalam pelaporan keuangan dengan APB Opinion No. 19. “Laporan dana” ini  melaporkan perubahan pada saldo akun aset, liabilitas dan ekuitas pemilik.
APB Opinion No. 19 menyatakan bahwa tujuan pelaporan Laporan Perubahan Posisi Keuangan adalah :
a. Melengkapi pengungkapan laporan dari perubahan posisi keuangan  
b. Meringkas aktivitas pendanaan dan investasi
c. Melaporkan aliran dana dari operasi
Longgarnya definisi dana/fund pada APB Opinion no. 19, dana dapat diartikan sebagai kas, kas ditambah setara kas/near cash (sekuritas jangka pendek yang diperdagangkan dan investasi temporer lainnya), aset lancar, dan modal kerja.
SCFP bergantung pada definisi dan pengukuran elemen akuntansi dari dua laporan keuangan lainnya, maka laporan ini disebut juga laporan derivatif.
SCFP adalah pendahulu dari Laporan Arus Kas/ Statement of Cash Flow (SCF) dan pengganti dari Statement of Fund Flow. Pada Laporan Aliran Dana, akun modal kerja didefenisikan sebagai saldo dana.
Terdapat dua bagian keseimbangan: sumber dari sumber daya dan penggunaan dari sumber daya

Format Standar Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Sumber dari sumber daya (Transaksi Kredit)
1. Peningkatan saldo dana
a. Dari laba bersih
b. Dari sumber daya lain (utang atau penerbitan saham)
2. Sumber lain dari sumber daya (aktivitas investasi atau pendanaan yang tidak mempengaruhi akun dana seperti penerbitan saham untuk asset non moneter, dividen yang dibagikan dalam bentuk property, dsb.)
3. Penurunan, jika ada, saldo dana
Penggunaan sumber daya (Transasksi Debit)
1. Penurunan saldo dana
a. Dari laba bersih
b. Dari sumber daya lain
2. Penggunaan lain dari sumber daya
3. Peningkatan, jika ada, dalam saldo dana

Pendahulunya, Funds Flow Statement hanya mencantumkan poin 1. SFCP yang mencantumkan poin 2 menunjukkan adanya pendekatan all-inclusive


· Perubahan ke Laporan Arus Kas/ SCF
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu
Definisi fund sebagai modal kerja bersih dianggap kurang tepat. Modal kerja bersih dipandang menjadi pengukuran yang kurang baik/buruk dari likuiditas, karena:
§ Dimasukannya biaya tangguhan (deferred charges) dan kredit tangguhan (deferred credit) padahal tidak berdampak pada kas
§ Konversi aset lancar ke kas dapat memakan waktu satu tahun bahkan lebih.
§ Persediaan berdasarkan kos perolehan dan tidak merefleksikan potensi arus kas.
Modal kerja merupakan indikator yang kasar untuk likuiditas
Berkaitan dengan batasan dan kelemahan dari accrual accounting, pelaporan arus kas sangat memiliki daya tarik karena keterbukaan dan kejelasan (straightforwardness) akan jumlah kas.
SFAC No. 1: Memaparkan tujuan dari pelaporan keuangan
1. Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi yang berguna untuk investor dan kreditor saat ini maupun potensial dan pengguna lain dalam membuat keputusan investasi rasional, keputusan kredit, dan keputusan sejenis lainnya.
2. Melaporkan informasi terkait sumber daya bersih (net resources) perusahaan dan perubahannya.
3. Melaporkan informasi yang berguna untuk menilai arus kas masa depan
Kedua tujuan tersebut (No 2 dan 3) memotivasi FASB untuk mengadopsi SCF pada tahun 1980-an.
Laporan Arus Kas pada memo diskusi awal FASB bermanfaat karena:
1. Menyediakan umpan balik pada arus kas aktual.
2. Membantu mengidentifikasikan hubungan antara laba akuntansi dan arus kas.
3. Menyediakan informasi mengenai kualitas laba.
4. Meningkatkan perbandingan dari informasi dalam laporan keuangan.
5. Bantuan dalam menilai fleksibilitas dan likuiditas.
6. Mewakili dalam prediksi arus kas masa depan.

· SFAS No. 95 (1987) Statement of Cash Flow
FASB mewajibkan SCF (SCF merupakan kewajiban). Sehingga SCFP tidak digunakan lagi. Hal ini menunjukkan bahwa FASB tertarik pada pelaporan dengan cash basis sebagai tambahan penting dari laporan laba rugi dan neraca berbasis akrual.
Memperbolehkan untuk memilih antara metode langsung (berkaitan dengan item pada laporan rugi laba/ income statement) atau tidak langsung (diawali dengan accrual income lalu disesuaikan dengan item non kas)
Terdiri dari tiga bagian:
1. Arus kas dari aktivitas operasi
2. Arus kas dari aktivitas investasi
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan
Masalah klasifikasi
§ Berkaitan dengan sudut pandang proprietary, bunga dan dividen diklasifikasikan sebagai item operasi, tidak sejalan/konsisten dengan literature keuangan yang memperlakukan dividen sebagai item investasi dan bunga sebagai item pendanaan
§ IAS No. 7 dari IASB memperbolehkan/memiliki aturan yang fleksibel sehingga dividend dan bunga dapat diklasifikasikan sebagai item operasi, investasi maupun pendanaan selama klasifikasi itu konsisten dari waktu ke waktu.
§ Premi dan diskon pada obligasi dan wesel diperlakukan sebagai penyesuaian bunga/ interest (aktivitas operasi)
· Manfaat SCF untuk menganalisis
Berguna untuk mngidentifikasi dan menganalisis perilaku dari income dan arus kas perusahaan.
SCF lebih sedikit dimanipulasi dari pada laporan rugi laba berkaitan dengan batasan dari laporan rugi laba (income statement) :
§ Akrual
§ Beberapa alokasi kos arbitrary (sekehendak/sesuai keinginan pembuat)
§ Beberapa pilihan arbitrary terkait metode akuntansi, seperti SFAS No. 95 yang mempengaruhi perilaku perusahaan. Berkaitan dengan kefleksibelan dalam klasifikasi item antara operasi, investasi atau pendanaan. Beberapa perusahaan “meningkatkan” pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggeser arus keluar kas pada aktivitas operasi ke aktivitas investasi atau menggeser arus kas masuk dari aktivitas investasi menjadi arus kas masuk pada aktivitas operasi.
Arus kas dari aktivitas operasi banyak dipertimbangkan sebagai bagian paling penting dari SCF, pandangan ini keliru, SCF secara keseluruhan akan memberikan gambaran keseimbangan arus kas bersih yang dihasilkan oleh perusahaan. Investor yang mengesampingkan satu bagian dari SCF atau lebih merupakan tindakan yang berbahaya atau beresiko.
Kebijakan investasi merupakan bagian yang bergantung pada prediksi arus kas untuk pelaksanaan keputusan penganggaran modal.
§ Mendukung estimasi dari nilai interinsik (Warren Buffet).
§ Mendukung pengukuran dari arus kas bebas

· Penelitian arus kas dan dana (cash and fund flow)
Lawson dan Lee memprovokasi: Likuiditas sebagai bagian terpisah dari performa perusahaan. Arus kas dan laba bersih merupakan hasil dari aktivitas entitas. Laba merupakan hal yang abstrak, sementara kas merupakan sumber daya yang nyata. Arus kas perusahaan adalah turunan yang pokok/akhir dari nilai perusahaan, bukan penghasilan akuntansi secara akrual.
Beberapa penelitian empiris pasar modal menunjukkan hasil:
§ Data arus kas digunakan untuk analisis investati namun analisis profitabilitas konvensional tetap mendominasi atas fokus likuiditas atas arus kas atau dana.
§ Pentingnya data arus dana meningkat sementara data akrual menurun.
§ Arus kas memiliki peran penting dan perannya meningkat dalam menilai performa serta prospek perusahaan secara keseluruhan.
Kesepakatan yang ada: secara bersama-sama data arus kas dan data fund flow menjadi lebih berguna/bermanfaat dibandingkan mereka secara sendiri-sendiri. SCF merupakan pelengkap ataupun sebaliknya.

· Ruang untuk meningkatkan SCF
Penyesuaian yang rumit dibutuhkan dalam metode tidak langsung menyulitkan pembaca untuk memahaminya dan menyediakan jalan yang lebih banyak bagi manajer untuk memanipulasi SCF jika dibandingkan dengan pilihan metode langsung..
Berkaitan dengan kebolehan dan kefleksibelan dalam pemilihan metode antara metode langsung dan tidak langsung, rekonsiliasi laba bersih ke arus kas operasi pada bagian aktivitas operasi menjadi perlu/kebutuhan.
Schedule tambahan yang menunjukkan transaksi arus non-kas yang berpengaruh pada akun modal kerja merupakan hal yang bermanfaat.

Referensi:
Wolk, Harry I. Dodd, James L. dan Rozycki, John J. 2013. Accounting Theory 8th edition. United States of America: SAGE Publications, Inc.

The Income Statement (Laporan Laba Rugi)

Devi Ayu Mustikoweni     13/347648/EK/19419
Teori Akuntansi
Bab 12: The Income Statement (Laporan Laba Rugi)

Definisi Penghasilan (Income)
· Ekonomi (Hicks): jumlah maksimum yang dapat dikonsumsi selama satu periode ketika keadaan baik pada akhir periode yang dijjaga sama seperti pada awal periode.
· Komite Terminologi CAP: penghasilan dan keuntungan mengarah pada jumlah yang dihasilkan dari pengurangan pendapatan, atau pendapatan operasional, dengan HPP, biaya lain dan kerugian.
Pendekatan revenue-expense, bukan merupakan definisi tetapi aturan pengukuran.
· APB Statement No. 4: penghasilan bersih (kerugian bersih) adalah kelebihan (kekurangan) dari pendapatan atas biaya pada satu periode.
Pendekatan revenue-expense, bukan merupakan definisi tetapi aturan pengukuran.
· FASB’S SFAC No. 6: comprehensive income adalah perubahan ekuitas (aset bersih) dari entitas selama periode transaksi dan peristiwa lain dan lingkungan dari sumber yang tidak dimiliki.
Pendekatan asset-liability.

Pendapatan dan Keuntungan
· Definisi pendapatan
Komite Terminologi CAP: Pendapatan merupakan hasil dari penjualan barang dan salinan jasa dan diukur dengan membebankan pelanggan, klien, atau penyewa dari barang atau jasa yang dihasilkan untuk mereka.
§ pendekatan revenue-expense, percampuran definisi dengan pengukuran.
APB Statement No. 4: Pendapatan adalah kenaikan kotor pada aset dan penurunan kotor pada liabilitas diukur sesuai dengan GAAP/PABU yang merupakan hasil dari tipe aktivitas yang menghasilkan profit.
§ Sangat jelas mengganti definisi pendekatan asset-liability, tetapi masih menggunakan pengukuran sesuai GAAP/PABU tetap berdampak pada pendekatan revenue-expense, percampuran definisi dengan pengukuran.
FASB’S SFAC No. 6: pendapatan  adalah aliran masuk atau penambahan lain dari aset entitas atau pelunasan liabilitasnya (atau kombinasi keduanya) selama periode pengiriman atau produksi barang, penghasilan jasa, atau aktivitas lain yang menyusun kegiatan operasional utama entitas.
§ Pendekatan asset-liability yang kuat
· Definisi Keuntungan
APB Statement No.4: Pendapatan dari selain penjualan produk, barang atau jasa
FASB’S SFAC No. 6: keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aset bersih) dari transaksi incidental kecuali hasil radi pendapatan atau investasi oleh pemilik
· Tren: bergeser dari konsep current operating menjadi konsep all-inclusive pada pelaporan penghasilan

Pengakuan Pendapatan
· Secara teoritis: pendapatan diakui ketika proses penghasilan (earning) sudah selesai dan pendapatan sudah terealisasi
· Aturan umum: pendapatan diakui ketika titik penjualan (point of sale)
· Pengecualian:
1. Selama produksi: untuk kontrak konstruksi jangka panjang yang pasti, dengan kondisi dapat diestimasi secara reliable atas proses yang terjadi, ada jaminan yang masuk akal atas collectability.
2. Selama penyelesaian produksi: untuk operasi tambang dan pertanian perkebunan, dengan kondisi harga pasar yang reliable dan stabil, permintaan pasar yang kuat dan stabil, serta kemampuan untuk dipertukarkan dari produk secara individual.
3. Ketika kas diterima: untuk penjualan real estate ketika metode installment digunakan, dengan kondisi biaya setelah penjualan signifikan dan risiko ketidakmungkinan untuk diterima sangat tinggi.
· Catatan: tren FASB ada pertumbuhan dalam pengukuran pendapatan dan biaya tambahan atas penilaian neraca/laporan posisi keuangan, konsisten dengan:
Pergeseran dari pendekatan revenue-expense ke pendekatan asset-liability.
Pergeseran dari nilai historis ke nilai wajar pada pengukuran akuntansi

Biaya dan Kerugian
· Definisi Biaya
Komite terminologi CAP: biaya secara luas termasuk semua kos yang sudah kadaluwarsa yang dikurangi dari pendapatan.
§ pendekatan revenue-expense, percampuran definisi dengan pengukuran.
APB Statement No. 4: penurunan kotor dari aset atau kenaikan kotor liabilitas diakui dan diukur sesuai dengan GAAP/PABU yang merupakan hasil dari aktivitas langsung perusahaan yang menghasilkan profit.
§ Sangat jelas mengganti definisi pendekatan asset-liability, tetapi masih menggunakan pengukuran sesuai GAAP/PABU tetap berdampak pada pendekatan revenue-expense, percampuran definisi dengan pengukuran.
FASB’S SFAC No 6: biaya adalah aliran keluar atau hal lain yag mengurangi aset atau menambah liabilitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, menghasilkan jasa, atau melakukan aktivitas lain yang menyusun kegiatan operasional utama entitas
§ Pendekatan asset-liability sangat kuat namun dalam praktik pengukuran, pengukuran biaya  masih sangat kuat berorientasi pada pendekatan revenue-expense.
Mengacu pada pendekatan revenue-expense, isu pengakuan digantikan dengan “hierarchy of matching” (APB Statement No.4)
1. Kos secara langsung berkaitan dengan pendapatan pada periode tersebut. Kos di-matching-kan dengan pendapatan pada dasar ini
§ Tidak ada masalah yang langsung berkaitan dengan kepedulian terhadap material atau tenaga kerja. Untuk overhead beberapa keputusan alokasi atau asosiasi tidak dapat dihindari
2. Kos tidak berasosiasi dengan pendapatan tetapi berasosiasi dengan periode
§ Jika pemasangan langsung tidak dimungkinkan, kos harus dipasangkan dengan pendapatan dalam periode yang sistematik dan rasional. Beberapa keputusan alokasi/asosiasi berdasarkan periode.
3. Kos tidak berasosiasi dengan pendapatan dan tidak pula dengan periode
§ Jika tidak ada hubungan sebab akibat tidak langsung kos akan diakui sebagai period expense ketika terjadi.
Catatan: akuntansi bebas alokasi dapat dilakukan dengan menggunakan dasar aliran kas dan nilai pasar wajar (masuk/keluar)

Current Operating vs All Inclusive Income
· Kontroversi
Current operating: komponen non-operating harus secara langsung dicatat ke laporan laba ditahan, penghasilan operasional adalah informasi yang paling penting untuk memprediksi masa depan.
All-Inclusive: semua komponen dari pendapatan komprehensif harus dilaporkan dalam laporan laba rugi, karena: current operating cenderung pada manipulasi manajemen, keuntungan atau kerugian substansial tersembunyi bisa membuat pengguna salah, pendapatan komprehensif menggambarkan penghasilan bersih entitas untuk satu periode, klasifikasi yang memadai terkait keuntungan dan kerugian harus menunjukkan penghasilan atau kerugian operasional saaat ini.
· Historical proponents
AAA: all inclusive.
AICPA: performa saat ini
Penelitian: campuran

Comprehensive Income
· Merujuk pada konsep propriatory bahwa semua perubahan pada ekuitas kecuali transaksi modl dimasukkan pada perhitungan pendapatan komprehensif yang berdampak pada kepentingan pemilik.
· Terlihat sangat memenuhi untuk tujuan prediksi dan penilaian ekuitas.
· Elemen:
Penghasilan/kerugian bersih operasional saat ini
Penyesiaian translasi mata uang asing
Penyesuaian liabilitas pension minimal
Operasional yang dihentikan
Item extraordinary
Keuntungan atau kerugian yang ditimbulkan oleh perubahan kumulatif dari metode akuntansi
Prior period adjustment
· Metode pelaporan:
1. Mengkombinasikan laporan performa keuangan
2. Memisahkan laporan pendapatan komprehensif
3. Melaporkan dengan laporan perubahan ekuitas

Non-operating Section
· Item extraordinary:
APB Opinion No. 9 memperkenalkan keseragaman kaku dalam pelaporan item extraordinary berkaitan dengan batas masa lalu
Kriteria: tidak biasa dari segi sifat dan jarang terjadi
Semua item disajikan bersih dari pajak
· Perubahan akuntansi
Ada tiga tipe: perubahan prinsip akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan perubahan dalam pelaporan entitas
· Penyesuaian periode awal (prior period adjustment)
Jumlah harus bersih dari pajak dibebankan atau dikredit ke laba ditahan awal dan tidak berdampak pada penghasilan periode saat ini

EPS
· EPS merupakan indikator rangkuman yang sangat penting, pokok dari batas potensial, metode perhitungan dan pengungkapan harus secara ketat diatur oleh pembuat standar akuntansi

Specialized Subject
· Tahapan perkembangan perusahaan
FASB menyaratkan kos yang memiliki kesamaan sifat harus diukur dengan cara yang sama berlawanan dengan tingkat/tahapan perkembangan. Tahapan perkembangan perusahaan harus memenuhi pengungkapan yang membahas terjadinya kerugian selama tahapan perkembangan.
· Trobled debt restructuring
· Early extinguishment of debt
Isu: perlakuan akuntansi pada keuntungan dan kerugian
FASB: jika material maka nilai yang bersih dari pajak diperlakukan sebagai extraordinary item
· Stock option (opsi saham)
Bentuk kompensasi insentif manajemen: manajer seringkali mempengaruhi harga saham dengan manipulasi penghasilan yang dilaporkan
Harga pasar-strike price>0 maka perdedaan atau selisih diperlakukan sebagai biaya dan dikredit pada kontribusi modal (konservatisme)
Harga pasar-strike price≤0 maka tidak ada biaya yang dicatat (konservatisme)

Referensi:
Wolk, Harry I. Dodd, James L. dan Rozycki, John J. 2013. Accounting Theory 8th edition. United States of America: SAGE Publications, Inc.

The Balance Sheet (Neraca/Laporan Posisi Keuangan)

Devi Ayu Mustikoweni     13/347648/EK/19419
Teori Akuntansi
Bab 11: The Balance Sheet (Neraca/Laporan Posisi Keuangan)
Hubungan antara Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi
· Ada dua pendekatan:
1. Pendekatan Articulated (Diartikulasikan)
§ Elemen dalam laporan posisi keuangan secara matematis mendefinisikan istilah dari elemen lain
§ Aset dan liabilitas didefinisikan
§ Ekuitas pemilik, pendapatan, dan biaya didefinisikan dalam aset dan liabilitas
§ Keuntungan dan kerugian didefinisikan dalam ekuitas pemilik
§ Sistem artikulasi yang cukup sederhana secara virtual tidak berubah sampai masa Lucas Pacioli
§ Beberapa tipe baru dari transaksi bisnis menantang batasan dari model aritmatika. Saat ini pengungkapan tambahan (supplemental disclosure) adalah satu-satunya jalan untuk mengatasi tantangan ini.
Dua alternative untuk mendefinisikan elemen akuntansi
§ Revenue-expense view: memberikan perhatian utama pada laporan laba rugi, prinsip pengakuan penghasilan, dan aturan perhitungan penghasilan
Aset dan liabilitas didefinisikan, diakui, dan diukur sebagai tambahan definisi, pengakuan, dan pengukuran pendapatan dan biaya.
Laporan posisi keuangan berisi debit dan kredit yang ambigu (berarti dua hal), biaya deferred dan kredit deferred.
Perhitungan akuntansi menguasai sejak 1930-an
§ Asset-liability view: memberikan perhatian utama pada definisi, pengakuan dan pengukuran aset dan liabilitas, karena aset dan liabilitas adalah sesuatu yang nyata sementara elemen lain hanya konsep akuntansi double-entry atau konstruk.
Pendekatan berfokus pada perhitungan aset bersih.
Penghasilan didefinisikan, diakui dan diukur sebagai tambahan perhitungan aset dan liabilitas.
Lebih konsisten dengan definisi ekonomi dari penghasilan:”Jumlah maksimum yang dapat dikonsumsi selama satu periode ketika dalam kondisi baik saat akhir periode disimpan sama seperti awal periode.
1. Pendekatan Nonarticulated
§ Tidak secara luas didiskusikan ddalam literature akuntansi
§ Didorong oleh kesatuan kesalahan pendekatan revenue-expense dan asset-liability: mencoba berfikir kreatif diluar kebiasaan dari akuntansi articulated double-entry
Aset
· Ada tiga usaha formal untuk mendefinisikan aset:
1. Komite Cap Terminology
Sesuatu yang ditunjukkan/direpresentasikan dengan keseimbangan debit adalah atau akan sangat mungkin sekali carried forward atas penutupan buku akun berdasarkan pada aturan atau prinsip dari akuntansi (seperti keseimbangan debit bukan merupakan dampak dari keseimbangan negatif yang dapat diterapkan pada liabilitas), dalam dasar yang merepresentasikan hak property atau nilai yang diperoleh, atau pengeluaran/belanja yang dibuat yang menghasilkan property atau sangat mungkin sekali digunakan pada masa depan. Maka dari itu bangunan, piutang, persediaan, dan biaya deferred adalah semua aset dalam klasifikasi pada laporan posisi keuangan.
Percampuran definisi dan metode pengukuran
Pendekatan articulation revenue-expense
2. APB Statement No. 4
Sumber daya ekonomi sebuah perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan GAAP/PABU. Aset juga termasuk beberapa biaya deffered yang bukan merupakan sumber daya namun diakui dan diukur sesuai dengan GAAP/PABU
Percampuran definisi dan metode pengukuran
Aset lebih dari hanya properti legal atau sesuatu yang memiliki nilai ekonomi masa depan dan juga termasuk biaya deffered (angsuran).
3. FASB’s SFAC No. 6
Keuntungan ekonomi di masa depan yang sangat mungkin dimiliki atau dikuasai oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa lalu
Konsep keuntungan ekonoi ini lebih luas dari pada konsep legal property: lebih konsisten dengan teori ekonomi, pengendalian/penguasaan lebih luas dan lebih penting dari pada kepemilikan secara hukum.
Keuntungan ekonomi direalisasikan dalam bentuk arus kas masa depan: biaya angsuran yang tidak merepresentasikan tabungan untuk arus keluar di masa depan tidak termasuk.
Definisi aset lambat laun bergeser dari berorientasi legal yang sempit menjadi berorientasi subtansi ekonomi yang lebih luas (substance over form).
Definisi tidak mengeluarkan aset dibawah kontrak pelaksanaan, walaupun dalam praktiknya aset dan liabilitas muncul dari kontrak pelaksanaan yang tidak dicatat sampai kontrak menjadi mengikat.
Pengakuan dan Pengukuran Aset
· Prinsip pervasive:
Diakui ketika transaksi underlying exchange (akuisisi) terjadi
Diukur pada harga pertukaran yang relevan
Waktu pertukaran
Harga Pertukaran
Nilai Pertukaran Masuk
Nilai Pertukaran Keluar
Masa Lalu
Kos Historis
NRV historis
Saat Ini
Current replacement cost
Current net realizable value
Masa Depan
PV dari kos mas depan
PV dari proyeksi NRV
· Piutang: diukur pada NRV historis dan diukur dengan NRV saat ini jika lebih render dari NRV historis
· Investasi bukan merupakan pokok dari akuntansi ekuitas
SFAS 12: yang terendah antara kos historis atau nilai pasar masa depan, surat hutang yang dapat dipasarkan saat kos historis kecuali terjadi penurunan nilai secara permanen.
SFAS 115:
Surat berharga tersedia untuk dijual: nilai pasar masa depan.
Obligasi dipegang hingga jatuh tempo: kos historis tetapi bisa dinilai juga dengan nilai pasar masa depan (future market value)
· Investasi pokok akuntansi ekuitas
Kepemilikan 20%-50%: kos historis
· Persediaan
ARB No.43: Yang terendah antara kos atau nilai pasar masa depan (kos penggantian saat ini) yang harus sebesar antara NRV dan NRV-normal mark-up.
SFAS 151: jumlah yang tidak normal dari kos fasilitas menganggur, kos angkut, kos penyimpanan, dan kos kecacatan diperlalkukan sebagai period cost.
· Persediaan barang manufaktur dan aset yang dibangun sendiri
ARB No.43: full absorbtion cost dari pada variable cost
SFAS 34: kepentingan relevan selama pembangunan dikapitalisasi dari pada diperlakukan sebagai period cost.
· Aset yang didepresiasi atau deplesi
Kos historis dialokasikan selama umur ekonomis yang diestimasikan.
Pilihan antara metode alokasi adalah pilihan: berkaitan dengan prinsip konsistensi dari tahun ke tahun.
Orientasi revenue-expense: aset diukur sebesar nilai buku.
· Impaired assets (penurunan nilai aset)
LCNRV, yang terendah antara kos dan nilai bersih terealisasi
· Pertukaran non moneter atas aset yang sama
APB Opinion No. 29: aset yang dimiliki dicatat sebesar nilai buku dari aset trade-in ditambah pengeluaran kas tambahan. Bermacam-macam GAAP/PABU yang ada di lapangan dimana aset baru adalah kelanjutan fungsi dari aset yang digantikan
SFAS 153 pengubahan dari APB Opinion No. 29
Aset baru memiliki substansi komersial (arus kas berbeda secara signifikan): nilai pasar masa FMV aset baru.
Aset baru tidak memiliki substansi komersial: nilai buku dari trade-in assets.
· Aset tak berwujud
Wujud fisik tidak selalu menjadi kriteria: piutang, investasi tidak diperlakukan sebagai aset tak berwujud
Aset tak berwujud diamortisasi selama umur ekonomisnya. Beberapa percaya bahwa merek dan nama baik tidak diamortisasi
Biaya R&D diperlakukan sebagai aset tak berwujudntetapi dapat secara langsung dibiayakan jika keuntungan tidak pasti.
Pencatatan pada kos historis, orientasi revenue-expense: disajikan dalam nilai buku
Kapitalisasi atau dibiayakan merupakan trade-off antara relevansi dan reliabilitas
· Biaya angsuran (deferred charge)
Terdiri dari dua tipe:
1. Prepayment : dialokasikan dengan dasar garis lurus atas periode keuntungan di masa depan
2. Konsekuensi dari aturan pengukuran penghasilan: diamortisasi sama seperti aset tak berwujud
Liabilitas
· Komite Terminology CAP: Sesuatu direpresentasikan dengan keseimbangan kredit atau akan carried forward atas penutupan buku akun berdasarkan pada aturan atau prinsip dari akuntansi menyediakan keseimbangan kredit yang bukan merupakan dampak dari keseimbangan negatif yang dapat diterapkan pada aset. Kata ini tidak hanya digunakan secara luas untuk item yang menyusun liabilitas dalam bentuk popular dari hutang dan kewajiban (termasuk provisi yang tidak dapat diselidiki), tetapi juga keseimbangan kredit yang dihitung yang tidak melibatkan hubungan debitur dan kreditur.
Percampuran definisi dan metode pengukuran
Pendekatan articulation revenue-expense
Berdampak secara luas pada legal debts
· APB Statement No. 4: percampuran definisi dan metode pengukuran (pencampuran kewajiban ekonomi dengan pengukuran akuntansi dari kewajiban ekonomi), liabilitas lebih dari kewajiban legal
· FASB’S SFAC No. 6: kemungkinan yang hampir pasti atas pengeluaran ekonomi di masa depan atas keuntungan yang timbul dari kewajiban saat ini suatu entitas untuk mentransfer aset atau menyediakan jasa kepada entitas lain di masa depan sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu.
Konsep kewajiban ekonomi lebih luas dari konsep kewajiban legal: lebih konsisten dengan teori ekonomi, tidak termasuk kredit angsuran, ada tiga karakter utama yaitu adanya kewajiban, kewajiban tidak dapat dihindari dan peristiwa yang mewajibkan sudah terjadi.
· Kategori liabilitas: kontraktual, konstruktif, equitable, contingent, dan kredit angsuran.
Pengakuan dan Pengukuran Liabilitas
· Aturan umum: diakui pada harga pertukaran ketika terjadi transaksi
· Hutang dagang, hutang wesel, obligasi, convertible bonds, hutang dengan waran saham detachable, redeemable preferred stock, sekuritisasi aset
Ekuitas Pemilik
· Definisi: kepentingan residual stockholder dalam aset bersih dari perusahaan
· Pengakuan dan pengukuran memiliki aturan umum: diukur pada harga pertukaran historis saat terjadi transaksi modal, nilai carried forward tidak berubah pada neraca subsekuen
· Treasury stock dan stock dividen.
Klasifikasi dalam Laporan Posisi Keuangan/Neraca
· Klasifikasi aset dan liabilitas
Berdasarkan likuiditas: lancar dan tidak lancar, monetary dan nonmonetary dikombinasikan dengan klasifikasi lancer dan tidak lancer
Cara lain mensubklasifikasikan aset: untuk dijual, untuk digunakan, dan biaya angsuran
Klasifikasi liabilitas: kontraktual, konstruktif, equitable, contingent, dan kredit angsuran (deferred credit)
· Isu tambahan dari angka dalam neraca/laporan posisi keuangan: angka dalam neraca/laporan posisi keuangan merepresentasikan atribut yang berbeda

Referensi:
Wolk, Harry I. Dodd, James L. dan Rozycki, John J. 2013. Accounting Theory 8th edition. United States of America: SAGE Publications, Inc