Bismillahirrohmanirrohim.
Salah satu ikhtiar mencatat selama pengajian, sebagai manusia penuh kekurangan sehingga mohon maaf jika ada yang dirasa kurang dari resume ini. Semoga bermanfaat.
"Adab Makan dan Minum"
Kajian Khusus Muslimah
Ust. M. Sholeh Drehem Lc.
Sabtu, 6 April 2019
Ruang Darussalam Masjid Al Falah
Tema: Adab/Akhlak
Makan dan minum selalu ada dalam kehidupan kita. Makan merupakan salah satu hal yang Alloh SWT perintahkan dalam Al Qur'an. Makan juga merupakan salah satu pembeda manusia dengan malaikat. Manusia perlu makan dan dengan makan ini manusia bisa mengantuk maupun semangat.
Ulama menulis tentang adab makan dan minum. Makan ini ketika dilakukan salah dapat menyebabkan sakitnya/rusaknya hati (qalb).
Empat hal yang bisa merusak hati:
-banyak bicara
-mengumbar pandangan
-berlebih-lebihan dalam makan
-salah memilih sahabat
*Al Baqarah:168
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
168. Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.
Ini merupakan batasan minimal dalam adab makan muslim: halal dan thoyib
~Halal dilihat dari dua hal, yang pertama adalah kejelasan kehalalan zatnya/barangnya. Kalau saat ini paling mudah dengan melihat sertifikat halalnya.
Ketika ada ketidakhati-hatian dalam masalah makan ini, saat zatnya ada syubhat dan yang haram, bisa menyebabkan terganggunya ibadah kita kepada Alloh SWT.
Kehalalan yang kedua adalah halal dari cara mendapatkannya. Ketika mengambil barang atau haknya orang tanpa keikhlasan orangnya akan mempengaruhi kehalalan makanan kita. Cara kita mendapatkan uang yang kita gunakan untuk membeli makanan ini juga mempengaruhi kehalalan makanan kita. Uang yang digunakan harus yakin kita dapatkan dengan cara yang halal.
Daging yang tumbuh dari makanan yang haram ini tidak akan membuat kita tenang dalam beribadah.
~Thoyyib yang berarti baik yang dapat dilihat dari alat yang digunakan. Alat yang digunakan harus dipastikan thoyyib, sehat untuk kita gunakan. Makanan juga harus sehat dan bersih.
Thoyyib ini relatif. Thoyyib bagi seseorang belum tentu baik bagi orang lain, baik dari porsi maupun kondisi tubuh satu orang dengan orang lainnya. Dari ketidak thoyyib an ini bisa berpengaruh pada ibadah kita. Jika tidak thoyyib akan berpengaruh pada kesehatan tubuh kita dan berpengaruh pada kekuatan tubuh kita untuk beribadah.
Sakit ini juga akan dihisab oleh Alloh SWT. Sakit ini karena sunatullah atau karena seorang hamba tidak menjaga kesehatan dirinya.
Halal dan thoyyib ini harus ada dua-duanya dan tidak bisa hanya ada salah satu. Halal tapi tidak thoyyib, thoyyib tapi tidak halal, keduanya juga termasuk jebakan syaiton.
*Al Baqarah: 172
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
172. Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.
Disini untuk orang yang beriman kepada-Nya. Selain makan dari rezeki yang baik jangan lupa untuk bersyukur kepada Alloh SWT. Makan adalah sarana untuk menguatkan iman kita.
Berbagai makanan tumbuh ditempat yang jauh dan mengalami proses yang banyak hingga sampai kepada kita untuk menjadi makanan yang bisa kita makan. Mulut kita bisa mengunyah dengan nyaman tanpa sariawan dan pencernaan kita baik tentu semua harus kita syukuri.
Bersyukur ada 3 makna
-Bersyukur dengan hati: adanya pengakuan dari hati bahwa segala nikmat yang ada datang dari Alloh SWT. Lalu berniat dalam hati untuk meningkatkan ibadah kepada Alloh SWT dengan memakan makanan itu.
-Bersyukur dengan lisan: mengucapkan alhamdulillah dan tidak memakan makanan tersebut sendirian yaitu dengan berbagi.
-Bersyukur dengan amal perbuatan/tindakan: semakin banyak kita makan semakin banyak ibadah kita dan semangat untuk berkontribusi dalam kebaikan.
*Al Maidah: 88
وَكُلُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ حَلَٰلًا طَيِّبًا ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِىٓ أَنتُم بِهِۦ مُؤْمِنُون
88. Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Jangan lupa meningkatkan ketakwaan kepada Alloh SWT. Semakin banyak makan semakin baik ibadah kita, sholat kita, semangat menuntut ilmu, dsb.
*Al An'am: 121
وَلَا تَأْكُلُوا۟ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ ٱسْمُ ٱللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُۥ لَفِسْقٌ ۗ وَإِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰٓ أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَٰدِلُوكُمْ ۖ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُون
121. Dan janganlah kamu memakan dari apa (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebut nama Allah, perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu. Dan jika kamu menuruti mereka, tentu kamu telah menjadi orang musyrik.
Jika cara menyembelihnya benar maka rasa dagingnya akan enak. Jika seseorang suka makan yang syubhat ada kecenderungan orang menjadi senang berdebat.
*Al A'raf: 31
يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ
31. Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Pakai pakaian yang baik untuk masuk ke rumah Alloh SWT, boleh makan dan minum namun tidak boleh berlebih-lebihan seperti mengotori masjid dan makan dengan porsi yang terlalu banyak hingga bersisa, dll.
Jangan merasa enteng memberi kepada tetangga walaupun hanya dengan makanan atau benda yang terlihat sepele.
Kesimpulannya dalam makan dan minum harus memperhatikan:
-Halal dan Thoyyib (Al Baqarah:168)
-Bersyukur (Al Baqarah: 172)
-Bertakwa (Al Maidah: 88)
-Menyembelih dengan cara yang benar dan baik (Al An'am: 121)
-Tidak berlebih-lebihan (Al A'raf: 31)
Pertanyaan:
1. Jika ada makanan yang syubhat dan tidak halal untuk kita bagaimana misalkan mendapat dari parsel?
Berikan ke yang non muslim, yang makanan itu tidak dilarang untuk mereka makan.
2. Jika mendapat makanan atau rezeki dari orang yang bekerja di tempat yang kita ada syubhat?
Berikan ke yang benar-benar membutuhkan tanpa bercerita ke orang tersebut.
3. Membeli online bagaimana?
Jika ragu-ragu maka jangan beli namun jika tidak ragu-ragu tidak apa-apa beli.
4. Kita diberi makanan, halal secara fisik namun setelah itu kita tau kalau caranya tidak baik, bagaimana cara membersihkannya?
Berinfaq sebanyak yang kita makan, kalau bisa dilebihkan.
5. Kalau di swalayan yang ada jual minuman keras dan babi, bagaimana?
Ada niat untuk keluar namun carilah kerja yang lain dulu, setelah mendapat kerja di tempat lain, segeralah keluar.
6. Membeli di pasar yang sudah ditanyakan cara menyembelih halal? Utamakan membelanjakan di pedagang yang kita ketahui muslim, insyaa Alloh lebih berkah
Jumat, 05 April 2019
Adab Makan dan Minum
Diposting oleh DamustikaDevi di 22.40
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar