"Trauma is an emotional response to a terrible event like an accident, rape or natural disaster. Immediately after the event, shock and denial are typical. Longer term reactions include unpredictable emotions, flashbacks, strained relationships and even physical symptoms like headaches or nausea" is the definition of trauma from American Psychological Association (American Psychological Association, -)
Menurut KBBI, trauma adalah keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat dari tekanan jiwa atau cedera jasmani (KBBI online).
Berdasarkan dua definisi tersebut trauma merupakan reaksi seseorang dalam bentuk keadaan jiwa ataupun tingkah laku akibat pengalaman buruk. Trauma juga dapat menyebabkan reaksi dalam jangka panjang seperti teringat kembali hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman buruk itu, perasaan yang tidak biasa, hingga rasa sakit secara fisik.
Trauma dapat terjadi karena beberapa hal. Beberapa hal penyebab trauma antara lain terjadinya kejadian yang tidak diharapkan, tidak ada persiapan, ada rasa ketidakmampuan untuk mencegah hal itu terjadi, terjadi berulang-ulang, seseorang melakukan kekejaman/kedzaliman secara sengaja, dan terjadi ketika masa anak-anak. Sidran Institute juga memaparkan bahwa beberapa kondisi membuat seseorang lebih mudah mengalami trauma, antara lain stres berlebih, baru mengalami kehilangan beruntun, atau pernah mengalami trauma sebelumnya (Robinson, Smith, dan Segal, 2017)
Salah satu hal yang membuatku menuliskan ini adalah untuk menganalisis trauma yang terjadi pada seseorang beberapa waktu ini. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, beberapa hal yang mungkin menyebabkan trauma adalah peristiwa yang ia alami tidak pernah diprediksi akan terjadi, ia tidak menyiapkan apapun untuk menghadapinya, sebenarnya kejadian itu berlangsung dalam waktu yang tidak sebentar sehingga sudah memberikan tumpukan tekanan psikologis, seseorang yang ia anggap baik ternyata sengaja melakukan hal tersebut, dan ia juga mengalami kekerasan secara verbal di tempat umum yang dilakukan oleh orang tersebut.
Trauma dapat dilihat dari beberapa gejala fisik dan psikis yang merupakan reaksi yang wajar atas kejadian yang tidak wajar yang telah terjadi. Beberapa bentuk gejala oleh Sidran Institute antara lain: goncangan, penolakan, rasa tidak percaya, keragu-raguan, kesulitan berkonsentrasi, kemarahan, mudah marah/tersinggung, suasana hati yang mudah berubah, kegelisahan dan ketakutan, rasa bersalah, malu, menyalahkan diri sendiri, menarik diri dari orang-orang, sedih dan tidak punya harapan, merasakan kehampaan atau tidak merasakan apapun (mati rasa) (Robinson, Smith, dan Segal, 2017). Gejala fisik yang dirasakan antara lain insomnia, mimpi buruk, kelelahan, mudah terkejut, sulit berkonsentrasi, peningkatan detak jantung, kegelisahan secara fisik seperti menggerakkan bagian tubuh tertentu, rasa sakit dan luka, dan ketegangan pada otot (Robinson, Smith, dan Segal, 2017). Gejala itu dapat muncul dalam jangka waktu tertentu dan dapat pula muncul ketika teringat pada kejadian penyebab trauma.
Gejala yang dirasakan oleh traumatic survivor ini antara lain goncangan, rasa tidak percaya pada orang lain, keragu-raguan, kesulitan berkonsentrasi, kemarahan, mudah marah/tersinggung, suasana hati yang mudah berubah, kegelisahan dan ketakutan, menarik diri dari orang-orang, terkadang sedih, namun terkadang merasakan kehampaan atau tidak merasakan apapun (mati rasa). Gejala fisik yang dirasakan antara lain kelelahan, sulit berkonsentrasi, peningkatan detak jantung, dan ketegangan pada otot.
Beberapa saran untuk mempercepat proses pemulihan dari trauma, antara lain:
1. Melakukan aktivitas dan kegiatan;
2. Jangan mengisolasi diri;
3. Mengatur sendiri sistem syaraf;
4. Menjaga kesehatan;
5. Mencari terapi yang tepat (Robinson, Smith, dan Segal, 2017).
Penjelasan lebih lanjut bisa diakses di https://www.helpguide.org/articles/ptsd-trauma/coping-with-emotional-and-psychological-trauma.htm
Sebagai seseorang yang mengetahui kondisi dari traumatic survivor ada beberapa hal yang bisa kita lakukan seperti memberikan dukungan dan tidak membuatnya mengingat kejadian itu kecuali ia yang siap untuk menceritakan hal itu.
Sumber referensi:
American Psychological Association._. Trauma and Shock. Diakses melalui
http://www.apa.org/topics/trauma/ pada 10 September 2017
KBBI online. 2017. Trauma. Diakses melalui https://kbbi.web.id/trauma pada 10 September 2017
Robinson, Lawrence, Melinda Smith, dan Jeanne Segal. 2017. Emotional and Psychological Trauma: Healing from Trauma and Moving On. Diakses melalui
https://www.helpguide.org/articles/ptsd-trauma/coping-with-emotional-and-psychological-trauma.htm pada 10 September 2017
KBBI online. 2017. Trauma. Diakses melalui https://kbbi.web.id/trauma pada 10 September 2017
Robinson, Lawrence, Melinda Smith, dan Jeanne Segal. 2017. Emotional and Psychological Trauma: Healing from Trauma and Moving On. Diakses melalui
https://www.helpguide.org/articles/ptsd-trauma/coping-with-emotional-and-psychological-trauma.htm pada 10 September 2017
0 komentar:
Posting Komentar