Jumat, 08 April 2016

syukur

Rasa syukur,

rasanya sudah puluhan kali aku mengatakan, mengalami, menyadari dan kali ini lagi-lagi aku memikirkan hal ini.

Dalam Al Qur'an pun sudah tertulis firman-Nya tentang satu rasa yang terkadang kita ingat namun juga kita lupakan, syukur.

Apa yang sedang kau lakukan?
Apa aktivitasmu sekarang?
Bekerjakah? kuliahkah? ibu rumah tanggakah?
Bagaimana keadaanmu sekarang?
lebih? cukup? kurang? sakit? sehat? sedih? bahagia?
Bagaimana keluargamu?

bahagia? bercerai? ada di panti asuhan? tidak ada orang tua lagi? utuh? bersatu? berselisih?

taukah atau mungkin sadarkah saat kita merasa kurang bersyukur atas apa yang sudah menjadi milik dan takdir kita?

saat aku  pulang ke rumahku, Tuban, saat lebaran lalu, sekitar tgl 31 juli 2014, seorang teman bercerita tentang hal yang lagi-lagi membuatku teringat akan hal ini yaitu rasa syukur

engkau yang masih bisa bersekolah, engkau yang masih diberikan kesehatan, engkau yang masih memiliki kedua orang tua, semua itu kumpulan rejeki yang terkadang dianggap sepele

memang benar, apa yang kita miliki terkadang baru kita syukuri setelah itu hilang

Seorang teman, dia sudah mendapatkan kuliah dari jalur snmptn, setelah ospek, tiba-tiba kondisinya drop,
keluarga membawanya ke dokter, semakin hari kondisinya semakin lemah sehingga dia tidak mungkin lagi merasakan bangku kuliah untuk saat itu.
Hari-harinya diisi dengan istirahat dan setahun itu diisi dengan terapi dan kontrol ke dokter. Dia sudah sehat dan melanjutkan kuliah. Pada akhirnya dia sudah bekerja di dekat rumahnya.


Terkadang apa yang kau pandang sebagai hal yang tidak menyenangkan tetap mengandung kebaikan, pada akhirnya.

0 komentar:

Posting Komentar