Jumat, 08 April 2016

Trip to Singapore (Hari ke-1 Part 1)


Pada tanggal 11 Januari 2016 adalah kali kedua aku berangkat ke Singapura. Hal yang berbeda dalam perjalanan kali ini adalah aku berangkat bersama rekan-rekan kuliah dalam rangkaian Univisit 2016. Sebelum berangkat, kami sudah menyiapkan paspor, asuransi, dan perlengkapan lainnya. Kami memakai baju sewarna agar mudah mengenali rombongan.
Hal yang paling kuingat ketika mempersiapkan perjalanan ini adalah paspor, paspor harus memiliki masa berlaku minimal 6 bulan untuk dapat digunakan. Beberapa kedutaan bahkan mensyaratkan minimal berlaku adalah 1 tahun. Maka dari itu, jangan lupa cek masa berlaku paspor paling lambat 1 bulan sebelum rencana keberangkatan.

Saran berpergian:
-Selalu perkiraan barang bawaan agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit
-Bawalah pelembab karena kita tidak tahu pasti cuaca negara tujuan
-Bawalah colokan pengubah pin 3 menjadi 2 atau biasa disebut universal AC adapter
-Bawalah tas kecil untuk meletakkan pasport, hp, ktp, tiket dan bolpoint agar selama perjalanan mudah dicari ketika diperlukan. Bolpoint diperlukan untuk mengisi beberapa formulir dalam pesawat.
-Bawalah tempat minum kosong
-Letakkan cairan disisi yang mudah diambil untuk memudahkan proses pemeriksaan di bandara
-Cairan yang boleh dibawa adalah maksimal 100 ml dalam satu wadah tetapi kita boleh membawa beberapa wadah
-Beberapa benda harus dimasukkan dalam bagasi, salah satunya adalah payung.

Kami sampai di Changi Airport setelah perjalanan 2 jam, namun waktu di Singapura 1 jam lebih awal atau sama seperti WITA jika dibandingkan dengan di indonesia. Changi Airport sangat luas dan bersih, selain itu banyak benda pajangan atau benda beraksen seni di sepanjang ruangan. Bandara Changi memiliki travelator, yaitu semacam eskalator yang posisinya lurus kedepan dan jika berjalan cepat disana kamu akan merasakan sensasi memiliki kekuatan super berjalan secepat kilat. Changi memiliki fasilitas kursi pijat gratis untuk siapa pun yang ingin menggunakannya. Kamar mandi di Changi adalah kamar mandi kering, sehingga jika tidak terbiasa dengan itu lebih baik membawa botol berisi air atau ambillah tisu beberapa lapis dan basahi dengan air. Hal itu lumayan membantu. Bandara Changi menyediakan telepon umum yang masih terawat dengan sangat baik.
Sebelum meninggalkan Changi, kami membeli paket internet yang kami gunakan bersama-sama. Roaming cukup mahal dan kami perlu berkomunikasi. Penggunaan aplikasi seperti WhatsApp dan Line sangat membantu sekali. Kami menggunakannya dengan tathering dari HP salah satu rekan. Hal yang tidak boleh dilupakan lagi adalah menukar uang. S$ (Dolar Singapura) adalah alat bertransaksi di Singapura.

Kami meninggalkan Changi menggunakan MRT menuju ke Drop Inn Hostel. Setelah sampai Bandara, alangkah lebih baik jika mempelajari dan memahami cara kerja MRT. Dalam MRT, beberapa aturan akan terpampang didekat pintu seperti:
1. Dilarang membawa durian (intinya untuk benda berbau tajam)
2. Dilarang makan/minum, konsekuensinya denda S$500
Khusus yang ini dialami salah satu rekan. Biasanya turis melanggar karena belum mengetahui aturannya dan akan mendapat toleransi. Singapura menerapkan aturan dengan cukup ketat sehingga lebih baik tidak mencoba melanggar kedua kali. Rekan kami sangat khawatir dengan denda tersebut terlihat dari frekuensi dia menceritakannya. Sisi positifnya ini bisa jadi salah satu kenangan tak terlupakan dari perjalanan kali ini dan menjadi warning agar berhati-hati di negeri orang.
3. Dilarang membawa bahan mudah terbakar, konsekuensinya S$5,000
4. Dilarang merokok, konsekuensinya S$1,000

MRT memiliki kursi khusus untuk lansia, ibu hamil, ibu yang membawa anak kecil atau orang yang sedang terluka. Kursi itu memiliki warna yang berbeda dan terletak di dekat pintu yang sistem buka-tutupnya seperti pintu lift. Setelah sampai ke stasiun berikutnya, kau akan melihat ada sangat banyak tangga dan eskalator dalam stasiun MRT dan sangat banyak jalur didalamnya. Jalan dalam stasiun sangat luas dan bersih sama seperti di film (intinya kebersihan yang ditampilkan bukan hanya kamuflase film). Ada beberapa jalur MRT yang dibedakan dengan warna merah, hijau, kuning, ungu dan biru. MRT akan berhenti di setiap stasiun.

MRT di Bandara dapat digunakan gratis tetapi setelah itu kita harus membeli tiket. MRT memiliki 3 macam tiket, yaitu:
1. Sekali penggunaan
2. Isi ulang, bernama ez-link (seperti e-money)
3. Kartu yang masa berlakunya 1-3 hari dan kamu bebas menggunakannya berkali-kali, dan di akhir bisa ditukar dengan S$10
Kita dapat membeli tiket di loket tiket atau mesin semacam atm. Saat itu, kami membeli tiket ke 2 sejumlah 5 buah dan tiket ke 3 sejumlah 3 buah. Aku menggunakan tiket ke 2 yang bergambar beruang lucu. Setelah membeli tiket, kami melanjutkan perjalanan. Kami menempelkan kartu pada pintu otomatis yang terbuka dan menutup lalu mencari MRT yang tepat untuk menuju ke stasiun Boonkeng untuk menuju Jalan Lavender yang berada di Exit C.

Setelah dari MRT, kami berjalan menuju Drop Inn. Jalanan di Singapura sangatlah bersih dan rapi. Saat harus menyeberang, lampu merah hanya perlu ditekan dan silahkan menunggu. Sesampainya di hostel, kami beristirahat sejenak setelah perjalanan panjang yang kami lalui. Apakah kami sudah berhenti? Belum! Hari pertama pun kami jalan-jalan. Tunggu bagian selanjutnya :D


0 komentar:

Posting Komentar