Pada tanggal 11 Januari 2016
adalah kali kedua aku berangkat ke Singapura. Hal yang berbeda dalam perjalanan
kali ini adalah aku berangkat bersama rekan-rekan kuliah dalam rangkaian
Univisit 2016. Sebelum berangkat, kami sudah menyiapkan paspor, asuransi, dan
perlengkapan lainnya. Kami memakai baju sewarna agar mudah mengenali rombongan.
Hal yang paling kuingat ketika
mempersiapkan perjalanan ini adalah paspor, paspor harus memiliki masa berlaku
minimal 6 bulan untuk dapat digunakan. Beberapa kedutaan bahkan mensyaratkan
minimal berlaku adalah 1 tahun. Maka dari itu, jangan lupa cek masa berlaku
paspor paling lambat 1 bulan sebelum rencana keberangkatan.
Saran berpergian:
-Selalu perkiraan barang bawaan agar tidak terlalu banyak
atau terlalu sedikit
-Bawalah pelembab karena kita tidak tahu pasti cuaca negara
tujuan
-Bawalah colokan pengubah pin 3 menjadi 2 atau biasa disebut
universal AC adapter
-Bawalah tas kecil untuk meletakkan pasport, hp, ktp, tiket
dan bolpoint agar selama perjalanan mudah dicari ketika diperlukan. Bolpoint
diperlukan untuk mengisi beberapa formulir dalam pesawat.
-Bawalah tempat minum kosong
-Letakkan cairan disisi yang mudah diambil untuk memudahkan
proses pemeriksaan di bandara
-Cairan yang boleh dibawa adalah maksimal 100 ml dalam satu
wadah tetapi kita boleh membawa beberapa wadah
-Beberapa benda harus dimasukkan dalam bagasi, salah satunya
adalah payung.
Kami sampai di Changi Airport
setelah perjalanan 2 jam, namun waktu di Singapura 1 jam lebih awal atau sama
seperti WITA jika dibandingkan dengan di indonesia. Changi Airport sangat luas
dan bersih, selain itu banyak benda pajangan atau benda beraksen seni di
sepanjang ruangan. Bandara Changi memiliki travelator, yaitu semacam eskalator yang
posisinya lurus kedepan dan jika berjalan cepat disana kamu akan merasakan
sensasi memiliki kekuatan super berjalan secepat kilat. Changi memiliki
fasilitas kursi pijat gratis untuk siapa pun yang ingin menggunakannya. Kamar
mandi di Changi adalah kamar mandi kering, sehingga jika tidak terbiasa dengan
itu lebih baik membawa botol berisi air atau ambillah tisu beberapa lapis dan
basahi dengan air. Hal itu lumayan membantu. Bandara Changi menyediakan telepon
umum yang masih terawat dengan sangat baik.
Sebelum meninggalkan Changi, kami
membeli paket internet yang kami gunakan bersama-sama. Roaming cukup mahal dan
kami perlu berkomunikasi. Penggunaan aplikasi seperti WhatsApp dan Line sangat
membantu sekali. Kami menggunakannya dengan tathering dari HP salah satu
rekan. Hal yang tidak boleh dilupakan lagi adalah menukar uang. S$ (Dolar
Singapura) adalah alat bertransaksi di Singapura.
Kami meninggalkan Changi
menggunakan MRT menuju ke Drop Inn Hostel. Setelah sampai Bandara, alangkah
lebih baik jika mempelajari dan memahami cara kerja MRT. Dalam MRT, beberapa
aturan akan terpampang didekat pintu seperti:
1.
Dilarang membawa durian (intinya untuk benda berbau
tajam)
2.
Dilarang makan/minum, konsekuensinya denda S$500
Khusus yang ini dialami salah satu rekan. Biasanya turis
melanggar karena belum mengetahui aturannya dan akan mendapat toleransi.
Singapura menerapkan aturan dengan cukup ketat sehingga lebih baik tidak
mencoba melanggar kedua kali. Rekan kami sangat khawatir dengan denda tersebut
terlihat dari frekuensi dia menceritakannya. Sisi positifnya ini bisa jadi
salah satu kenangan tak terlupakan dari perjalanan kali ini dan menjadi warning
agar berhati-hati di negeri orang.
3.
Dilarang membawa bahan mudah terbakar, konsekuensinya
S$5,000
4.
Dilarang merokok, konsekuensinya S$1,000
MRT memiliki kursi khusus untuk
lansia, ibu hamil, ibu yang membawa anak kecil atau orang yang sedang terluka.
Kursi itu memiliki warna yang berbeda dan terletak di dekat pintu yang sistem
buka-tutupnya seperti pintu lift. Setelah sampai ke stasiun berikutnya, kau
akan melihat ada sangat banyak tangga dan eskalator dalam stasiun MRT dan
sangat banyak jalur didalamnya. Jalan dalam stasiun sangat luas dan bersih sama
seperti di film (intinya kebersihan yang ditampilkan bukan hanya kamuflase film).
Ada beberapa jalur MRT yang dibedakan dengan warna merah, hijau, kuning, ungu
dan biru. MRT akan berhenti di setiap stasiun.
MRT di Bandara dapat digunakan
gratis tetapi setelah itu kita harus membeli tiket. MRT memiliki 3 macam tiket,
yaitu:
1.
Sekali penggunaan
2.
Isi ulang, bernama ez-link (seperti e-money)
3.
Kartu yang masa berlakunya 1-3 hari dan kamu bebas
menggunakannya berkali-kali, dan di akhir bisa ditukar dengan S$10
Kita dapat membeli tiket di loket tiket atau mesin semacam
atm. Saat itu, kami membeli tiket ke 2 sejumlah 5 buah dan tiket ke 3 sejumlah
3 buah. Aku menggunakan tiket ke 2 yang bergambar beruang lucu. Setelah membeli
tiket, kami melanjutkan perjalanan. Kami menempelkan kartu pada pintu otomatis
yang terbuka dan menutup lalu mencari MRT yang tepat untuk menuju ke stasiun
Boonkeng untuk menuju Jalan Lavender yang berada di Exit C.
Setelah dari MRT, kami berjalan
menuju Drop Inn. Jalanan di Singapura sangatlah bersih dan rapi. Saat harus
menyeberang, lampu merah hanya perlu ditekan dan silahkan menunggu. Sesampainya
di hostel, kami beristirahat sejenak setelah perjalanan panjang yang kami
lalui. Apakah kami sudah berhenti? Belum! Hari pertama pun kami jalan-jalan.
Tunggu bagian selanjutnya :D
0 komentar:
Posting Komentar