Selasa, 19 Desember 2017

Menemukan Kembali Kunci Kebaikan yang Lama Ketlingsut

Oleh: Ust. Syatori Abdur Rauf
Darush Shalihat, 9 Desember 2017

Al Baqarah: 269
Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.

Inginkah menjadi orang baik? Tentu iya
Inginkah menjadi orang buruk? Tentu tidak
Ini teori, prakteknya bagaimana?

Mana yang lebih gampang?
Jadi orang baik?
Jadi orang buruk?
Kesannya lebih mudah jadi orang buruk.

Mengapa?
Dimana sebenernya letak kesungguhan kita untuk menjadi orang baik?

Ingin makan?
Ada yg membawa makanan, tentu kita senang.
Ingin sabar?
Disakiti orang lain, sebenarnya ia membawakan hal yang dapat menjadi alasan kita untuk bersabar.

Hidup kita punya 2 pintu, yaitu:
1. Takwa
2. Fujur

As Syams: 7-9
7. demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya,
8. maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan (fujur) dan ketakwaannya,
9. sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),

Pintu takwa tempat masuknya kebaikan: menjalankan perintah menjauhi larangan.
Pintu fujur tempat masuknya keburukan: meninggalkan perintah melakukan larangan.

Pintu-pintu ini bisa ditutup dan dibuka oleh diri kita sendiri. Kita yang menentukan mana yang akan kita buka. Pada dasarnya jika kita membuka pintu takwa akan menutup pintu fujur dan sebaliknya, jika kita membuka pintu fujur akan menutup pintu takwa. Kedua pintu ini tidak dapat terbuka bersama-sama.

Ada orang mendapat musibah dan mengeluh maka itu membuka pintu fujur padahal ada pilihan untuk bersabar atau membuka pintu takwa.

Kita tidak bisa menghilangkan pintu fujur tetapi kita dapat menutupnya dan hal itu akan membuka pintu takwa.
Ada dua pilihan:
-Tidak melakukan hal buruk maka jadi orang baik
-Berusaha mengisi hidup ini dengan kebaikan maka jadi orang baik

Siapa orang baik itu?
Orang yang tidak punya alasan apapun saat beramal baik, selain hanya karena Alloh SWT Menyukainya.
Artinya ketika ada orang beramal baik tetapi ada alasan selain yang diatas maka bukan orang baik.
Misalnya alasannya karena orang lain berbuat baik juga maka itu orang baik KW, bukan yang asli. Itu tidak salah tapi tidak asli/sebenarnya.

Alloh SWT Menyukai orang yang berbuat baik, apalagi orang yang berbuat baik kepada orang yang tidak baik.

Hidup adalah kumpulan segala peristiwa. Hidup akan membosankan apabila tidak ada peristiwa. Peristiwa adalah hamparan kesempatan untuk beramal dengan syarat kita memegang kunci untuk menjadikan peristiwa menjadi kesempatan untuk beramal. Kuncinya adalah ikhlas.

A harus menjemur kasur karena peristiwa badai cempaka, dia mengeluh. Padahal seandainya ia bersabar dan ikhlas, menjemur kasur akan menjadi kesempatan untuk beramal dan mendapat pahala. Mengeluhnya ia membuat ia tetap menjemur kasur tanpa beramal.

Umar bin Khattab: Barang siapa mendapat musibah dan dia ikhlas dan sabar ia mendapat pahala

Cara/Kunci agar pintu takwa terbuka dalam hidup kita sehingga kita dapat menjadi orang baik: Ikhlas. Ikhlas dalam kebaikan adalah kunci pembuka segala pintu kebaikan.

Ar Rahman: 60
60. Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).

Al Ankabut: 45
45. Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ada yang sholat tapi masih berbuat keji dan mungkar? Ada, pasti ada yang salah, mungkin masalahnya adalah pada rasa ikhlas.

Ikhlas dalam kebaikan baik tapi akan tidak baik ketika ikhlas dalam keburukan. Ikhlas dalam keburukan adalah kunci pembuka semua pintu keburukan.

Contohnya ketika kita ikhlas mendengar keburukan orang lain bisa membuka pintu kebencian dan permusuhan bisa juga menjadi pintu su'udzon.

Selama ini manakah yang lebih ikhlas, saat beramal baik atau ketika berlaku buruk? Hal ini berkaitan dengan pembahasan di awal.
Mana yang lebih gampang?
Jadi orang baik?
Jadi orang buruk?

Sholat tahajud itu memberikan manfaat untuk hidup di alam akhirat sehingga itu menjadikan kita beramal baik.

Tanda baiknya islam seseorang adalah meninggalkan yang tidak ada manfaatnya atau hal yang sia-sia.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
sumber: https://rumaysho.com/2322-meninggalkan-hal-yang-tidak-bermanfaat.html

Ibnu Rajab berkata, “Jika seseorang meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat, kemudian menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat, maka tanda baik Islamnya telah sempurna” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 295).
sumber: https://rumaysho.com/2322-meninggalkan-hal-yang-tidak-bermanfaat.html

Kriteria amal dikatakan ikhlas:
-kemauan sendiri
-tanpa beban
-lapang dan senang
-tiada harapan dipuji
-tidak menyesal, tidak jera, tidak kapok

Coba kita terapkan pada amal baik dan amal buruk.
Contoh sampel: sholat jama'ah di masjid dan mendengar cerita buruk orang lain.

Selama ini kita lebih ikhlas melakukan yang buruk sia-sia dari pada melakukan yang baik. Kita pun lebih ikhlas dalam urusan duniawi dari pada ukhrawi. Maka Ikhlaslah dalam seluruh urusan yang bisa mendatangkan kebaikan ukhrawi dan jangan sekali-kali ikhlas untuk seluruh urusan yang tidak mendatangkan manfaat apalagi untuk hal yang sia-sia.

Tanya jawab:
1. Ada keburukan yang terjadi namun tidak bisa dihindari, bagaimana, yaitu gaji masuk ke bank konvensional?
Kuncinya adalah tidak ikhlas, cari cara untuk meminimalkan keburukannya yaitu setelah ditransfer dipindah ke bank syariah.

2. Cara khusyuk dan ikhlas saat sholat dan tilawah bagaimana?
5 poin terapkan dalam ibadah dan amal-amal ibadah

0 komentar:

Posting Komentar