Kamis, 02 Januari 2014

Khutbah makna Insya'Allah



Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin
Asyhaduala’ilaha’ilallah wa asyhaduanna muhammadarrasulullah
Allahummasholialasayidinamuhammad wa’ala ali sayidina muhammad

Saudaraku seiman dan seperjuangan. Pernahkah kalian mendengar seseorang mengatakan “Insya Allah”? Apa yang terpikir di benak kalian saat orang tersebut mengucapkan kata Insya Allah. “Pasti bohong. Pasti nggak niat. Halah, mesti nggak datang.” Apa itu yang sempat terlintas di benak kalian? Mungkin ya, mungkin juga tidak. Mengapa terjadi hal seperti itu?
Kata Insya Allah dulu dan sekarang telah mengalami pergeseran makna. Walau seharusnya makna itu tidak boleh berubah. Namun karena terjadi pergeseran budaya dan perilaku para pemakai kata 'Insya Allah', seolah-olah makna itu bergeser. Padahal seharusnya, makna kata itu akan tetap sama hingga dunia berakhir
Mari kita telisik. Kalau dahulu, lebih-lebih di zaman Rasulullah, kata Insya Allah nyaris bermakna atau berarti sebuah 'kepastian' kecuali Allah berkehendak lain. Artinya bahwa begitu seseorang  mengucapkan kata 'Insya Allah' dalam sebuah janji, maka itu adalah suatu jaminan akan sebuah kepastian bahwa mereka akan menepati janji terkecuali Allah berkehendak lain, barulah hal itu tidak bisa terealisasi.
Namun sekarang, orang begitu gampang mengucapkan kata 'Insya Allah' sekalipun untuk sesuatu yang sebenarnya sulit untuk ia lakukan bahkan sangat kecil kemungkinannya dapat ia penuhi. Tidak sedikit pula orang yang mengucapkan kata itu dengan terbesit niat di dalam hati untuk tidak merealisasikan ucapannya itu. Ucapan itu sengaja disampaikan sekedar untuk pemanis atau sebagai penolakan secara halus untuk tidak memenuhi janji tersebut. Mungkin karena pergeseran makna kata 'Insya Allah' yang dianggap hanya tergantung sikon dan perasaan hati belaka, bukan tergantung pada ketentuan Allah. Segampang itukah kita beralasan, kita tidak tahu apakah kita sudah cukup berusaha atau tidak. Tanpa sengaja kita telah menggunakan Allah sebagai tameng, kita gunakan Insya Allah sebagai alasan. Na’udzubillah.
Apa makna dari kata insya Allah yang sebenarnya?  Kata Insya Allah berarti penyerahan dari diri kita kepada Allah akan hasil akhir dari segala usaha kita, karena sekeras apapun dan secermat apapun usaha kita, tergantung kepada Allah yang menghendaki atau tidak. Jadi selama kita tidak udzur (sakit, berpergian, dan kematian), janji yang kita ucapkan dengan kata Insya Allah, adalah WAJIB untuk ditunaikan.
Salah satu contohnya jika ada yang berkata, "Besok saya akan datang ke rumah kamu untuk membicarakan pekerjaan." Orang itu tidak mempunyai jaminan kalau ia maupun orang yang dia beri janji akan tetap hidup samapai besok. Kalaupun besok bisa pergi,  waktu dan tempatnya bisa berubah, mungkin juga orang itu tidak berkemampuan (sakit, bepergian, dan lain-lain). Jadi, manusia tidak kuasa menentukan, semua dikembalikan kepada yang mengaturnya, yaitu Allah.

Beberapa penduduk Mekkah datang ke Nabi Muhammad saw. bertanya tentang ruh, kisah ashabul kahfi dan kisah Dzulqarnain. Nabi menjawab, "Datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan." Keesokan harinya wahyu tidak datang menemui Nabi, sehingga Nabi gagal menjawab hal-hal yang ditanyakan. Tentu saja "kegagalan" ini menjadi cemoohan kaum kafir.
(Sumber: Milist Daarut-Tauhiid)

Saat itulah turun ayat menegur Nabi,
 "Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu : 'Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali dengan menyebut (Insya Allah).' Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah : 'Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini.'."
(QS. Al-Kahfi : 23-24).

Dari kisah di atas kita tahu bahkan Nabi pun mendapat teguran ketika alpa mengucapkan insya Allah. Lalu, apakah kita hanya akan selalu menjadikan Insya Allah sebagai tameng untuk tidak memenuhi janji? Kawanku yang ku cinta, Mari kita rubah pandangan dan pemikiran ini agar makna Insya Allah yang sebenarnya dapat kembali! Semua kebenaran hanya milik Allah dan apabila ada kesalahan saya minta maaf karena kesalahan itu berasal dari diri saya sendiri sebagai seorang manusia.

Akhirulkalam. Wabillahitaufik wal hidayah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

0 komentar:

Posting Komentar