Kamis, 02 Januari 2014

Termokimia



Analisis Percobaan Termokimia
Suhu awal dan suhu akhir setiap kelompok berbeda karena
1.      Perbedaan takaran bahan yang digunakan tiap-tiap kelompok. Karena setiap kelompok hanya mengira-ngira jumlah bahan yang digunakan.
2.      Suhu awal thermometer yang digunakan tidak standart / tidak sama.
3.      Perbedaan suhu tubuh siswa dan cara memegang tabung reaksi atau gelas Erlenmeyer. Karena ada kemungkinan suhu tubuh ikut berperan dalam proses reaksi endoterm dan eksoterm melalui tabung reaksi atau gelas Erlenmeyer yang dipegang siswa.
Reaksi-reaksi yang terjadi:
Percobaan 1   : larutan gamping (CaCO3)
Alat     :  -tabung reaksi
                           -termometer
Bahan  :  -aquades
                           -gamping
                           -korek api
Hasil    : -suhu awal larutan gamping 26,5 °C, tabung reaksi terasa hangat, muncul gas.
  -asap dari korek api yang berwarna putih masuk ke dalam tabung sampai dasar tabung, setelah itu muncul  endapan di dasar tabung, larutan menjadi berwarna bening.
 - suhu akhir larutan 27,5 °C dan gas di atas larutan 28 °C
Reaksi yang terjadi:
1. Reaksi endoterm, karena suhu akhir larutan lebih tinggi dari pada suhu awal. Dilihat dari hal itu berarti terjadi penyerapan panas pada sistem.
2. Ada perubahan suhu yang terjadi pada larutan gamping.
3. Muncul gas pada campuran gamping dan aquades.
4. Muncul endapan pada dasar tabung
5.Terjadi perubahan warna dari larutan keruh menjadi bening.


Percobaan 2   : larutan HCl dan logam Mg
Alat     :  -tabung reaksi
                           -termometer
Bahan  :  -larutan HCl
                           -logam Mg dipilin
                           -korek api
Hasil    : -suhu awal HCl 27 °C
-muncul gas, sehingga air terlihat berwarna putih setelah logam Mg yang terpilin dimasukan ke larutan. Selain itu muncul asap putih dan tabung bagian bawah terasa hangat.
  -api di korek langsung mati setelah didekatkan pada ujung atas tabung dan menimbulkan suara letupan.
  -logam Mg yang awalnya memiliki goresan-goresan hitam menjadi berwarna silver.
  -suhu akhir larutan 41 °C
Reaksi yang terjadi:
1.      Reaksi endoterm, karena suhu akhir larutan lebih tinggi dari pada suhu awal. Dilihat dari hal itu berarti terjadi penyerapan panas pada sistem.
2.      Muncul gas pada larutan sehingga air terlihat berwarna putih.
3.      Muncul asap putih pada permukaan campuran larutan HCl dan logam Mg.
4.      Ada perubahan suhu yang terjadi pada larutan.
5.      Api mati dan muncul suara letupan.
6.      Terjadi perubahan warna dari logam Mg.

Percobaan 3   : Soda kue dan asam sitrat
Alat     :  -tabung erlenmeyer
                           -termometer
                           -balon
Bahan  :  -aquades 50 ml
                           -soda kue
                           -asam sitrat
Hasil    : -suhu awal aquades 50 ml dicampur soda kue 24,5 °C
-setelah dicampur asam sitrat, muncul gas dari butir-butir asam sitrat yang menyebabkan balon menggelembung.
  -suhu akhir larutan 23,5 °C

Reaksi yang terjadi:
1.      Reaksi eksoterm, karena suhu akhir larutan lebih rendah dari pada suhu awal. Dilihat dari hal itu berarti terjadi pelepasan panas pada sistem.
2.      Muncul gas pada larutan sehingga balon menggelembung.
3.      Ada perubahan suhu yang terjadi pada larutan.
Kemungkinan yang terjadi mengapa gamping (CaCO3) yang digunakan bisa mati atau tidak menyala lagi karena:
1.      Sebelum digunakan, gamping sudah bereaksi dengan zat-zat tertentu, contohnya terkena air.
2.      Ada kesalahan saat proses produksi gamping di pabrik.
3.      Siswa salah mengambil gamping yang belum dibakar karena gamping harus dibakar sebelum digunakan.
Kemungkinan yang terjadi mengapa suhu kelompok satu dan dua pada percobaan cuka dan soda kue berbeda antara lain karena:
1.      Ada urutan langkah-langkah percobaan yang berbeda.
2.      Ada zat atau bahan lain yang tercampur di salah satu kelompok.
3.      Kesalahan pembacaan suhu pada thermometer yang digunakan.

0 komentar:

Posting Komentar