Beriman kepada Al Qur'an
Tafsir QS. At Taghabun: 8
Ustadz Syatori Abdur Rauf
5 Oktober 2017
QS. At Taghabun
8. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur'an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Iman akan memberikan pengaruh.
Al Jumuah: 8
8. Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
Seorang anak menangis melantunkan ayat tersebut. Hal itu menandakan penghayatannya atas ayat tersebut.
Hidup adalah pilihan. Awalnya pilihan kita menolak atau menerima Al Qur'an.
Menerima Al Qur'an ada 2 macam:
-Al Qabul bi Dunil Intifa': menerima Al Qur'an namun tidak mau menerima manfaatnya
-Al Qabul bil Intifa': menerima Al Qur'an dan menerima manfaatnya
QS Fussilat
34. Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia.
Jika kita mengetahui namun tidak mengamalkan (membalas kejahatan dengan kebaikan) maka kita baru menerima namun belum mendapat manfaat. Jika kita mengamalkannya maka kita tidak hanya menerima Al Qur'an namun juga menerima manfaatnya.
Inginkah kita jadi orang yang pemaaf?
Ada yang membantu kita menjadi orang yang pemaaf, yaitu orang yang mencemooh kita. Ia sudah berkorban untuk berperilaku buruk agar kita bisa memaafkan.
Sesuatu yang biasa namun bonusnya sangat menarik, akan membuat kita tertarik. Ada orang yang sedang kesusahan, ia orang yang sering membuat kita jengkel, jika kita berikan bantuan, insyaa Alloh, Alloh SWT akan memberikan pahala dan surga. Apakah kita akan membantu dia? Alloh SWT yang mempertemukan kita dengan orang itu karena Alloh SWT sedang menunjukkan kita jalan ke surga. Jika kita melihat ke orangnya tentu kita tidak tertarik namun jika kita melihat bonusnya, nilainya sangatlah besar.
QS Ali Imran
92. Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha mengetahui.
Kita memilih Al Qur'an untuk menjadi bacaan terbaik hidup kita tapi seringkali belum menjadi pilihan untuk menentukan sikap terbaik hidup kita.
Kita merasa ringan dan senang melakukan hal yang mendapat kenikmatan dunia tapi seringkali berat ketika melakukan hal yang memberi keuntungan akhirat.
Mengapa hal itu bisa terjadi pada diri kita?
Hidup harus selesai sebelum berakhir.
Hidup berakhir adalah urusan Alloh SWT. QS Ali Imran: 185
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.
Husnul Khatimah: Mati dalam keadaan beramal baik
Mati tidak bisa diterka maka sesegera mungkin kita harus menjadi orang baik.
Orang baik: orang yang telah menjadikan apapun sebagai kebaikan. Saat senang maupun susah akan tetap berbuat baik sehingga kapanpun ia mati akan dalam keadaan baik.
Bagaimana cara menjadi orang baik?
Alloh SWT memberikan 2 karunia yang membuat manusia bisa menjadikan apapun sebagai kebaikan, yaitu
1. Fitrah
Setiap bayi itu lahir dalam keadaan fitrah.
2. Gharizah: insting
Bayi lapar, ngompol, haus akan menangis. Hal ini merupakan karunia Alloh SWT.
2 anugerah itu membuat manusia melakukan 3 hal yang membantu ia hidup, yaitu:
1. Takut kepada segala yang ditakuti (Khauf)
2. Berharap kepada yang bisa diharapi (Rojaa')
3. Ta'dhim kepada yang pantas dita'dhimi (Ta'dhim)
Khauf, Rojaa' dan Ta'dhim bisa insting maupun fitrah. Bagaimana cara membedakan insting dan fitrah? Insting objeknya duniawi namun fitrah objeknya Alloh SWT.
Kita punya fitrah, gharizah, dan umur. Baiknya semakin bertambah umur maka gharizah kita menurun dan fitrah kita meningkat. Tugas kita adalah menguatkan fitrah sehingga fitrah kita jauh lebih besar dari pada gharizah kita.
Ketika ada wakil bupati datang, ada pesan wa, kita tinggalkan wa. Bagaimana ketika adzan, ada pesan wa? Cara agar fitrah kita jadi lebih kuat adalah dengan iman.
QS. At Taghabun
8. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur'an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Inti iman adalah
لَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa.
Menjadikan Alloh SWT sebagai satu-satunya yang segala-galanya dalam hidup dan meyakini bahwa apapun yang kita lakukan pasti dilihat oleh Alloh SWT.
Menguatkan fitrah bukan berarti menghilangkan gharizah tapi fitrah harus lebih kuat sehingga fitrah dapat membimbing gharizah.
Anak fitrahnya suci, bagaimana jika terlahir di keluarga nasrani?
Anak memiliki 2 fase
1. Fase sebelum baligh: tanggung jawab fitrah ada pada orang tua.
Orang tua itu akan membentuk anak menjadi nasrani, yahudi, majusi, atau islam.
2. Fase baligh: mereka menentukan sendiri menggunakan akal dan pikiran mereka. Jika digunakan dengan baik maka akan membimbingnya ke arah islam.
Kamis, 05 Oktober 2017
Beriman kepada Al Qur'an (2): Fitrah dan Gharizah
Diposting oleh DamustikaDevi di 05.28Label: Al Qur'an, islam, kajian, Quran, renungan, resume kajian, tafsir, tafsir surah, tafsir surat Al Qur'an, ulasan
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar